Aku pasrah Roni menciumi aku mulai dari ujung rambut sampai kakiku, dengan penuh rasa sayang dan menikmati keindahan tubuhku. Pelayan café sangat ramah juga genit, sekali-sekali tangannya suka menggoda dan merabah-rabah paha pengunjung. Bokep Montok ” mendengar ajakan Ramah penulis terdiam sejenak. Desakan ini aku tidak mudah terpengaruh, karena takut ada kejadian yang tidak di inginkan nanti. Kuikuti dari belakang sampai mobil itu belok kesalah satu tempat penginapan yang berkelas di Simalingkar. Sampai setengah jam Ramah tidak mau cakap, Ramah diam dengan posisi tengkurap di atas tempat tidur yang empuk tanpa menghiraukan aku. Perjalananpun dilanjutkan kesebuah plaza dengan mesra Roni memberanikan diri memegang jari tangan Ramah yang lembut dan halus. Akhirnya aku kabulkan ajakan Ramah karena penuh dengan harapan akan mendapat cerita dari Ramah.Akhirnya kami bergegas mau pergi, pemilik café langsung menegur “abang mau pulang ? Aku terkejut dengan napas yang agak kencang, jantungku berdebar-debar ada rasa benci
