Dia mengadili aku yang hanya bisa menangis dan berjanji akan menghentikan perbuatanku. Aku jadi seperti Ling!Aku ingin menangis menyesali semuanya! Bokeb Aku memukulnya dengan bantal sambil menggodanya. Aku mengerang-erang. Rangga mengerang dan tetap menutup wajahnya dengan bantal. Aku menatap sayu pada Rangga.“Kenapa aku nggak tahu kalau ML seenak ini? Kalau tahu, aku sudah dari dulu mau making love sama kamu!” kataku parau.Mendengar perkataanku, sesaat Rangga hanya memandangku tanpa ekspresi. Gelinya luar biasa! Dia begitu dewasa. Kucengkeram punggungnya dengan kuku jariku tanpa peduli dia kesakitan atau tidak. Aku benar-benar terhanyut dalam fantasiku sendiri akan kenikmatan persetubuhan. Aku yang sudah tidak bisa berpikir lagi Cuma mengiyakan semua omongannya.Sampai di rumahnya, aku langsung diantar ke kamarnya. Dia mengulum dan kadang menyedot kemaluanku dengan kuat.
