Biar aman…!” dengan cekatan, si mungil menyobek bungkusan kecil itu dan mengeluarkan sebuah benda berwarna merah jambu dari dalamnya. Ia melirik sejenak, tersenyum, lalu langsung memasukkan mulutnya ke batang kemaluan Windu dan mengulumnya. Bokep Tidak terasa sudah setengah jam lebih pijatan itu berlangsung dari punggung sampai ke kaki.“Mas kok diam aja sih… Engga enak yah pijatan Titi?” si mungil berbisik menunduk dan berbisik di telinga Windu. Dewi, si resepsionis membuka salah satu pintu, menyalakan lampu dan AC yang bunyinya sudah seperti mesin diesel. Sesekali ia menambahkan lotion.“Wah, hebat juga si mungil ini..” Windu mulai bisa menikmati pijatan di punggungnya. Yang terdengar hanya deruman AC dan derikan tempat tidur. Kiri kanan terlihat kamar-kamar yang hanya ditutupi selembar hordeng yang warnanya tidak jelas.




















