“Oooh… mem*knya non Eliza ini…. Bokep Jilbab/Hijab Yang lain sabar menanti gilirannya dengan caranya masing masing, Suwito membelai dan meremas pantat dan payudaraku, sementara pak Arifin membelai belai rambutku yang panjang sampai sepunggung ini, sambil menghirup bau harum rambutku. Kurasakan penis itu sudah mulai melesak sedikit, dan gairahku langsung naik cepat. Aku langsung sadar, teringat kemarin memang aku menjanjikan hal ini. Saya suapin peju mau ya?”. Lalu aku menyisir rambutku rapi, dan duduk manis di ranjangku. Non Eliza sendiri kan yang minta? Sekarang sudah jam 10, aku biasanya berangkat jam 11:30. Aku membuka mataku, untuk melihat giliran siapa berikutnya. Dengan nafas tersengal sengal karena sodokan Wawan yang semakin gencar, aku yang menyadari akan segera digangbang lagi, mencoba mengingatkan mereka dengan terputus putus bercampur desahan dan lenguhan, “kalian… harus inghh… ingat… yaaah….
