Semua orang nengok dan nggak lihat apa-apa lagi.Saya sendiri selalu merasa jelek lho kalau tampil bersama Simbok. Dan badan saya gerak sendiri, naik-turun sambil masih tersodok kontolnya.“Aah! Bokep Family Nggak susah kok, cuma bibir ketemu bibir.”“Eh… kalau cium bibir saya belum pernah, Juragan… paling-paling cium pipi, cium tangan…”“Ya udah, nggak apa-apa! Di kontolnya kelihatan bercak darah, darah perawan saya! Ee, ternyata ibu pemilik kontrakan lagi nangkring di depan.“Siang-siang kok udah balik, Denok? Aduh biyung… saya diperawani Juragan! Juragan terus-terusan melihat sekujur tubuh saya, sambil memuji.“Ayo dong, nggak usah ditutupin,” kata Juragan. Haduhh!! Saya mau usaha dulu, kata saya, nanti akan saya bayar. Saya tetap mencari penghidupan dengan menari untuk orang-orang di Pasar.
