Kudengar
nafasnya memburu disertai desis yang pendek dari mulutnya. Beberapa
detik aku tergeletak dengan lemas berdampingan dengan tubuh hangatnya
Mas Ton. Bokep Montok Aku tidur di sebelah kanan, Mbak Rani di
tengah dan Mas Ton di sebelah kiri. Dengan malas aku bangun, kubuka pintu kamar dan segera aku ke
kamar mandi. Bagian dalam vaginaku masih berdenyut dengan lembut, aliran
darahku dan birahiku masih belum turun dari kepala. Aduh nikmat sekali. Aku telah mencapai puncak, liang kewanitaanku
berkedut-kedut dengan kuat. Dengan kondisi
rumah seperti itu, aku terpaksa tidur bersama-sama Mbak Rani dan
suaminya Mas Ton. Ditariknya tangannya
dari celanaku, dan dia segera turun dari tempat tidur dan segera
menguncipintu kamar. Kubalikkan
tubuhku menghadap tembok membelakangi Mas Ton yang kembali dari arah
pintu. Aku menikmatinya dan penolakanku lebih
bersifat kekhawatiranku akan munculnya Mbak Rani dari pintu kamar yang
tidak terkunci. Aaahhh.., ada
rasa ngilu yang sangat nikmat. Tentu saja kedatanganku disambut gembira oleh pasangan
muda itu, terutama oleh kakakku, Mbak Rani (bukan nama sebenarnya).
>