Kurasakan kewanitaannya tak ada masalah, masih cukup erat menjepit penisku. Bokep Jilbab/Hijab “Mana celana gue,” tagihnya. Alia benar-benar teriak! Aku menengok ke samping. Maka kulayangkan sebuah mail lewat japri-nya. Gimana nanti aja.”
Bukankah ini semacam sinyal setuju?Tibalah saat yang amat kunantikan. Tapi Aku tak melihatnya kalau tak ditunjukkan Alia. Alia memang berbeda. Maka kulayangkan sebuah mail lewat japri-nya. Sebelum Alia sempat bangkit untuk menarik ke atas celananya, Aku menubruknya dan merebahkan punggungnya ke kasur.“Mas..!”
Bibirnya kulumat. Perpisahan memang harus terjadi, setelah kemesraan kami nikmati. Aku yakin tadi dia belum sampai orgasme. Barulah matanya menatapku. Apa boleh buat, memang hanya itu yang diizinkan. Inilah tubuh yang beberapa hari terakhir ini terus tertutup walaupun banyak kali aku ‘menyuntik’ maniku.
