Akhirnya kita milih menu barengan. Bokep “Sori, sori… Laper nih, binyun milih yang mana…” kata aku. Jadi bisa menghindari Vina dari kemungkinan untuk hamil.,,,,, Perlahan aku tarik, lalu kumasukkan lagi, Vina masih meringis kesakitan. Uhuuuy… Bikin konak aja! Sekitar jam 06.00 aku pulang, pamit lewat kertas yang aku selipin dibantalnya karena dia masih belum bangun saking capenya. “Barrr… Udah… Ayyyooo ddooonkk… Mmmasssukkinhh…” rintihnya membuat si otong tambah ganas berdirinya. Cukup lama kita berpagutan, dengan tangan aku yang aktif meremas payudaranya dan memainkan vaginanya dari luar cdnya. Selesai dari wc, aku jalan santai balik ke kelas tadi. Si Vina masih iseng didepan laptopnya. Karena gak enak, kita pindah ke kelas terdekat (terjauh dari gerbang depan). Aku cium bibirnya mesra, dia membalas dengan ciuman yang sangat nikmat. Sekedar info, Vina itu orangnya hampir setinggi badan aku (aku 186cm), jadi enak klo ngomong gak kayak mesin ATM, kudu nunduk
Bodynya gak
>