Desakan ini aku tidak mudah terpengaruh, karena takut ada kejadian yang tidak di inginkan nanti.Kurang lebih 30 menit hari hampir pagi jam 4.23 Wibb aku menghubungi Tutik melalui ponselnya. Hujan grimis masih membasahi jalan raya, cuacapun semakin dingin, pengunjung café sudah kosong, tinggal kami berdua dan dua orang pelayan café, saat itu jam 1.30 Wibb. Bokep STW belum habis aku ngomong langsung penjaga itu potong Tutik bang ? Saat aku menggeser posisi dudukku Roni menarik tanganku, sambil merangkul bahuku.Aku terkejut dengan napas yang agak kencang, jantungku berdebar-debar ada rasa benci dan suka. Selama satu jam aku di café itu, tiba-tiba ponselku bunyi dengan nada panggilan.Kuangkat poselku kulihat nomornya sepertinya tidak aku kenal. katanya, ia bang.Ada di kamar 19, masuk aja bang, ngga apa-apa itu disini bisa kita jaga kemanan. Aku kasihan melihat Roni aku ajak dia pulang kerumahku, sesampainya kami dirumah ternyata kedua orang tuaku bekum juga pulang
