Dadaku berguncang. Bokep China Ia malah melengos. Ayo cepat ia hampir selesai membersihkan belakang paha. Di balik kain tipis, celana pantai ini ia sebetulnya bisa melihat arah turun naik Si Junior. Sekarang sudah lebih lancar. Aku bisa dapatkan ia, wanita setengah baya yang meleleh keringatnya di angkot karena kepanasan. Bagiku itu sudah jauh lebih nikmat daripada bercerita. Aku mengurungkan niatku. Bodoh amat. Aku masih penasaran, ia seperti tanpa ekspresi. Bodoh, bodoh, bodoh.Eh.., kesempatan, kesempatan, kesempatan. Apa katanya nanti? Keringatnya meleleh seperti yang kulihat sekarang. Jari tangan mulai dingin. Jagain sebentar ya..!”Ya itulah kabar gembira, karena Hawin lalu mengangguk.Setelah mengunci salon, Hawin kembali ke tempatku. Dadaku mulai berdegup lagi. Pasti terburu-buru. Membuang napas. Ia hanya menampakkan diri separuh badan.“Mbak Hawin.., aku mau makan dulu. Tapi tidak apa-apa toh tipuan ini membimbingku ke ‘alam’ lain.Dulu aku paling anti masuk salon. Bergantian Hawin kini telentang.“Pijit saya Mas..!” katanya melenguh.Kujilati payudaranya, ia
