Auhh aq mau keluar ah.., Yg tolloong..!” dia mendesah keras.Lalu ia bangkit dan pergi secepatnya.“Yg.., cepat-cepat berkemas. Bokep Arab Aq masih di atas angkot. Tapi belum tersentuh kepala penisku. kataku.“Iya itu”Ya ampun, aq membayangkan suara itu berbisik di telingaku di atas tempat tidur yg putih. Kadang-kadang ketimun. Kali ini dengan telapak tangan. Bibirku melumat bibirnya.“Jangan di sini Sayang..!” katanya manja lalu melepaskan sergapanku. Kini pindah ke paha sebelah kanan. Sekali. Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku. “Mbak Iin.., udah ada pasien tuh,” ujarnya dari ruang sebelah. Dan kubuka celana pantai. Ia menekan-nekan agak kuat. Aq hanya main dengan tangan. Atau jangan-jangan ia juga disuruh ibunya bayar arisan. Ah, kini ia malah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku. Pintu salon kubuka.“Selamat siang Mas,” kata seorang penjaga salon,
“Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?”
“Massage, boleh.” ujarku sekenanya.Aq dibimbing ke sebuah ruangan.
